Akhir-akhir ini, banyak isu mengenai penghentian pembangunan di
daerah rawan bencana (disaster phrone
areas). Hal ini disebabkan karena adanya anggapan bahwa pembangunan di
daerah rawan bencana merupakan hal yang percuma karena bangunan di daerah rawan
bencana memiliki peluang besar untuk hancur saat terkena bencana. Dan, di
Indonesia yang termasuk dalam barisan ring
of fire ini memiliki banyak daerah yang rawan bencana. Hal ini menambah
keyakinan bahwa anggapan tadi benar adanya dan mulai banyak yang mendukung hal
tersebut. Padahal, pembangunan di daerah yang memiliki siklus bencana lebih
akan merugikan karena memiliki siklus bencana yang jelas dan mungkin terjadi
berulang-ulang. Bisa setiap 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, dst. Sedangkan untuk
daerah yang rawan bencana, kemungkinan terjadinya bencana tidak dapat ditebak
dan jarang terjadi di daerah itu.
daerah rawan bencana (disaster phrone
areas). Hal ini disebabkan karena adanya anggapan bahwa pembangunan di
daerah rawan bencana merupakan hal yang percuma karena bangunan di daerah rawan
bencana memiliki peluang besar untuk hancur saat terkena bencana. Dan, di
Indonesia yang termasuk dalam barisan ring
of fire ini memiliki banyak daerah yang rawan bencana. Hal ini menambah
keyakinan bahwa anggapan tadi benar adanya dan mulai banyak yang mendukung hal
tersebut. Padahal, pembangunan di daerah yang memiliki siklus bencana lebih
akan merugikan karena memiliki siklus bencana yang jelas dan mungkin terjadi
berulang-ulang. Bisa setiap 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, dst. Sedangkan untuk
daerah yang rawan bencana, kemungkinan terjadinya bencana tidak dapat ditebak
dan jarang terjadi di daerah itu.
Namun, perlu diperjelas lagi disini bahwa daerah yang rawan
bencana berbeda dengan daerah yang memiliki siklus bencana. Seperti contohnya,
Jakarta memiliki siklus banjir tahunan. Ini berarti Jakarta merupakan daerah
yang memiliki siklus bencana. Jakarta juga memiliki potensi untuk gempa, namun
tidak terlalu besar angkanya sehingga disebut juga daerah yang “rawan” gempa.
bencana berbeda dengan daerah yang memiliki siklus bencana. Seperti contohnya,
Jakarta memiliki siklus banjir tahunan. Ini berarti Jakarta merupakan daerah
yang memiliki siklus bencana. Jakarta juga memiliki potensi untuk gempa, namun
tidak terlalu besar angkanya sehingga disebut juga daerah yang “rawan” gempa.
Nah, untuk kali ini, akan dibahas mengenai konstruksi yang tepat
bagi daerah yang rawan bencana khususnya bencana gempa.
bagi daerah yang rawan bencana khususnya bencana gempa.
Para engineer
akhir-akhir ini mulai menemukan solusi baru demi menyelamatkan kehidupan
manusia di daerah rawan bencana gempa ini. Serta untuk mengurangi kerugian dari
pembangunan di daerah rawan gempa yang dianggap percuma. Ya, KONSTRUKSI KAYU. Konstruksi ini merupakan
terobosan baru dalam dunia konstruksi. Konstruksi ini berbahan dasar kayu ini
memiliki kelebihan dari berbagai sisi.
akhir-akhir ini mulai menemukan solusi baru demi menyelamatkan kehidupan
manusia di daerah rawan bencana gempa ini. Serta untuk mengurangi kerugian dari
pembangunan di daerah rawan gempa yang dianggap percuma. Ya, KONSTRUKSI KAYU. Konstruksi ini merupakan
terobosan baru dalam dunia konstruksi. Konstruksi ini berbahan dasar kayu ini
memiliki kelebihan dari berbagai sisi.
Pertama, dari sisi bahan yang dipakainya. Seperti kita ketahui
bahwa kayu di Indonesia sangat beragam dan mudah di dapat. Dan, selain itu,
kayu juga merupakan bahan yang alami dan dapat diperbarui ke depannya. Sehingga
bahan dasr konstruksi ini dapat terus ada. Selain itu, kayu juga mempunyai
bobot yang ringan, mudah dalam pengerjaan serta memiliki kesesuaian yang baik
dengan lingkungan hidup sekitar. Kayu juga memiliki faktor estetika atau
keindahan yang baik sehingga akan menambah nilai plus dalam bangunan yang
dibuat.
bahwa kayu di Indonesia sangat beragam dan mudah di dapat. Dan, selain itu,
kayu juga merupakan bahan yang alami dan dapat diperbarui ke depannya. Sehingga
bahan dasr konstruksi ini dapat terus ada. Selain itu, kayu juga mempunyai
bobot yang ringan, mudah dalam pengerjaan serta memiliki kesesuaian yang baik
dengan lingkungan hidup sekitar. Kayu juga memiliki faktor estetika atau
keindahan yang baik sehingga akan menambah nilai plus dalam bangunan yang
dibuat.
Kedua, dari sisi konstruksi, kayu memiliki keunggulan seperti memiliki
kuat tarik yang baik serta kuat lentur yang cukup baik. Kedua hal ini merupakan
hal yang penting untuk mempermudah pengerjaan konstruksi ini. Kedua hal ini
juga dapat mengurangi dampak yang mungkin diakibatkan karena bencana gempa. Mau
tau kenapa??? Tunggu di posting selanjutnya J
kuat tarik yang baik serta kuat lentur yang cukup baik. Kedua hal ini merupakan
hal yang penting untuk mempermudah pengerjaan konstruksi ini. Kedua hal ini
juga dapat mengurangi dampak yang mungkin diakibatkan karena bencana gempa. Mau
tau kenapa??? Tunggu di posting selanjutnya J
Check it out!