Oleh : Rifki Muharam
Struktur jalan merupakan bangunan yang dibangun sebagai prasarana atau prasarana perjalanan kereta api. Secara konstruksi, jalan rel dibagi menjadi dua, yaitu:
- Jalan rel konstruksi timbunan, biasanya terdapat pada daerah persawahan atau daerah rawa.
- Jalan rel konstruksi galian, biasanya terdapat pada medan pegunungan.
(a)
(b)
Gambar 1 Contoh potongan jalan rel pada timbunan (a) dan galian (b)
Struktur jalan rel dibagi dalam dua bagian yang terdiri dari kumpulan komponen-komponen jalan rel, yaitu :
- Struktur bagian atas atau superstructure terdiri dari rel (rail), penambat (fastening) dan bantalan (sleeper, tie).
- Struktur bagian bawah, atau substructure terdiri dari balas (ballast), subbalas (subballast), tanah dasar (improve subgrade) dan tanah asli (natural ground). Tanah dasar merupakan lapisan tanah di bawah subbalas yang berasal dari tanah asli tempatan atau tanah yang didatangkan (jika kondisi tanah asli tidak baik) dan telah mendapatkan perlakuan pemadatan (compaction) atau diberikan perlakuan khusus (treatment). Pada kondisi tertentu, balas juga dapat disusun dalam dua lapisan, yaitu balas atas (top ballast) dan balas bawah (bottom ballast).
Konstruksi jalan rel merupakan suatu sistem struktur yang menghimpun komponennya seperti rel, bantalan, penambat dan lapisan fondasi serta tanah dasar secara terpadu dan disusun dalam sistem konstruksi dan analisis tertentu untuk dapat dilalui kereta api secara aman dan nyaman.
(a)
(b)
Gambar 2 Struktur jalan rel beserta sistem komponen penyusunnya secara umum
- Rel (Rail)
Rel merupakan batangan baja longitudinal yang berhubungan secara langsung dan memberikan tuntunan serta tumpuan terhadap pergerakan roda kereta api secara berterusan. Oleh karena itu, rel harus memiliki nilai kekakuan tertentu untuk menerima dan mendistribusikan beban roda kereta api dengan baik.
- Penambat (Fastening System)
Untuk menghubungkan antara bantalan dengan rel digunakan sistem penambat dengan jenis dan bentuk yang bervariasi sesuai jenis bantalan yang digunakan serta klasifikasi jalan rel yang harus dilayani.
- Bantalan (Sleeper)
Bantalan memiliki beberapa fungsi penting diantaranya menerima beban dari rel dan mendistribusikannya kepada lapisan balas dengan tingkat tekanan kecil, mempertahankan sistem penambat untuk mengikat rel pada kedudukannya, dan menahan pergerakan rel arah longitudinal, lateral dan vertikal. Bantalan terbagi menurut bahan konstruksinya yakni bantalan besi, kayu dan beton. Perancangan bantalan yang baik sangat diperlukan agar fungsinya optimal.
- Lapisan Fondasi Atas atau Balas (Ballast)
Konstruksi lapisan balas terdiri dari material granular/butiran yang diletakkan sebagai lapisan permukaan (atas) dari konstruksi substruktur. Material balas yang baik berasal dari batuan yang bersudut, pecah, keras, bergradasi yang sama, bebas dari debu dan kotoran serta tidak pipih (prone). Lapisan ini berfungsi untuk menahan gaya vertikal (cabut/uplift), lateral dan longitudinal yang dibebankan kepada bantalan sehingga bantalan dapat mempertahankan jalan rel pada posisi yang disyaratkan
- Lapisan Fondasi Bawah atau Subbalas (Subballast)
Lapisan diantara lapisan balas dan lapisan tanah dasar adalah lapisan subbalas. Lapisan ini berfungsi sebagaimana lapisan balas yaitu mengurangi tekanan di bawah balas sehingga dapat didistribusikan kepada lapisan tanah dasar sesuai tingkatannya.
- Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)
Lapisan ini merupakan lapisan dasar struktur jalan rel yang harus dibangun terlebih dahulu. Fungsi utamanya adalah menyediakan landasan yang stabil untuk lapisan balas dan subbalas. Lapisan ini adalah komponen substruktur yang sangat penting sebab memiliki peranan signifikan terkait sifat teknis dan perawatan jalan rel.
DAFTAR PUSTAKA
PJKA. 1986. Perencanaan Konstruksi Jalan Rel (Peraturan Dinas No.10). Bandung