Kebanyakan
masyarakat hanya mengenal satu jenis semen, yaitu semen portland tipe I atau
yang sejenisnya. Semen portland tipe I merupakan jenis semen yang paling banyak
dibutuhkan oleh masyarakat luas dan dapat digunakan untuk seluruh aplikasi yang
tidak membutuhkan persyaratan khusus. Contohnya, ketika pemilik rumah atau
tukang batu yang sedang mengerjakan proyek atau merenovasi rumah tinggal akan
membeli semen di toko bangunan, mereka hanya menyebut semen, tanpa menyebut
jenis semen apa yang seharusnya digunakan atau cocok dengan lingkungan
pemukiman mereka berada.
masyarakat hanya mengenal satu jenis semen, yaitu semen portland tipe I atau
yang sejenisnya. Semen portland tipe I merupakan jenis semen yang paling banyak
dibutuhkan oleh masyarakat luas dan dapat digunakan untuk seluruh aplikasi yang
tidak membutuhkan persyaratan khusus. Contohnya, ketika pemilik rumah atau
tukang batu yang sedang mengerjakan proyek atau merenovasi rumah tinggal akan
membeli semen di toko bangunan, mereka hanya menyebut semen, tanpa menyebut
jenis semen apa yang seharusnya digunakan atau cocok dengan lingkungan
pemukiman mereka berada.
Dengan
perkembangan industri semen, pabrik semen saat ini memproduksi semen dengan
aplikasi yang sama dengan semen tipe I. Semen tersebut dikenal dengan nama PCC
(Portland Composite Cement). Semen ini, merupakan suatu variasi Produk semen,
yang pada dasarnya merupakan semen potrland tipe I yang dicampur dengan aditif
bersifat cementitious. Di Indonesia, PCC diproduksi berdasarkan SNI
15-7064-2004. Bahan campuran untuk PCC di Indonesia pada saat ini sebagian
besar menggunakan abu terbang dan bahan-bahan cementitious lainya (dalam jumlah
yang lebih kecil), dengan porsi semen portland berkisar 80-85 persen. Mengingat
komposisi PCC dapat dikategorikan sebagai suatu variasi semen yang mendukung
produksi beton ke arah yang lebih ramah lingkungan.
perkembangan industri semen, pabrik semen saat ini memproduksi semen dengan
aplikasi yang sama dengan semen tipe I. Semen tersebut dikenal dengan nama PCC
(Portland Composite Cement). Semen ini, merupakan suatu variasi Produk semen,
yang pada dasarnya merupakan semen potrland tipe I yang dicampur dengan aditif
bersifat cementitious. Di Indonesia, PCC diproduksi berdasarkan SNI
15-7064-2004. Bahan campuran untuk PCC di Indonesia pada saat ini sebagian
besar menggunakan abu terbang dan bahan-bahan cementitious lainya (dalam jumlah
yang lebih kecil), dengan porsi semen portland berkisar 80-85 persen. Mengingat
komposisi PCC dapat dikategorikan sebagai suatu variasi semen yang mendukung
produksi beton ke arah yang lebih ramah lingkungan.
Sedangkan beton
dengan kinerja pemadatan mandiri atau seft compacting concrete (SCC) merupakan
suatu konsep inovatif untuk menghasilkan beton yang dapat “mengalir” namun
tetap kohesif dan bermutu tinggi.
dengan kinerja pemadatan mandiri atau seft compacting concrete (SCC) merupakan
suatu konsep inovatif untuk menghasilkan beton yang dapat “mengalir” namun
tetap kohesif dan bermutu tinggi.
Pada dasarnya,
self compacting concrete yang diproduksi dengan menggunakan bahan tambahan
superplasticizer berbasis polimer, silicafume, dan bahan tambahan lain yang
specifik, serta ukuran agregat yang terbatas (biasanya < 20 mm), dapat
memberikan keuntungan sebagai berikut:
self compacting concrete yang diproduksi dengan menggunakan bahan tambahan
superplasticizer berbasis polimer, silicafume, dan bahan tambahan lain yang
specifik, serta ukuran agregat yang terbatas (biasanya < 20 mm), dapat
memberikan keuntungan sebagai berikut:
·
Pada beton segar (fresh concrete),
tingkat kelecakan (workability) yang tinggi, akan melewati tulangan yang rapat
dan memenuhi semua tempat di dalam cetakan, dan padat secara mandiri (minim
getaran). Juga, kemudahan dalam pengecoran, khususnya untuk pemompaan ke posisi
yang tinggi.
Pada beton segar (fresh concrete),
tingkat kelecakan (workability) yang tinggi, akan melewati tulangan yang rapat
dan memenuhi semua tempat di dalam cetakan, dan padat secara mandiri (minim
getaran). Juga, kemudahan dalam pengecoran, khususnya untuk pemompaan ke posisi
yang tinggi.
·
Pada beton yang sudah mengeras
(hardened concrete), keungtungan antara lain, beton yang padat dan cenderung
kedap air, kekuatan yang tinggi dan susut yang rendah bila digunakan w/c yang
rendah, keawetkan jangka Panjang yang lebih baik dan penghematan energi untuk
pemompaan dan penggetaran. Selain itu, pengurangan tingkat kebisingan, sehingga
dapat meningkatkan kenyamanan para pekerja ataupun lingkungan sekitarnya.
Pada beton yang sudah mengeras
(hardened concrete), keungtungan antara lain, beton yang padat dan cenderung
kedap air, kekuatan yang tinggi dan susut yang rendah bila digunakan w/c yang
rendah, keawetkan jangka Panjang yang lebih baik dan penghematan energi untuk
pemompaan dan penggetaran. Selain itu, pengurangan tingkat kebisingan, sehingga
dapat meningkatkan kenyamanan para pekerja ataupun lingkungan sekitarnya.