Oleh: Indah Wildan
Trans Jogja merupakan sarana transportasi publik yang khusus beroperasi di Kota Yogyakarta. Trans merupakan salah satu bagian dari program Bus Rapid Transit yang dicanangkan oleh Dinas Perhubungan Republik Indonesia dan telah beroperasi sejak awal Maret 2008 dengan melayani 17 rute. Trans Jogja semula dikelola oleh PT Jogja Tugu Trans, tetapi sejak tahun 2016, Pemda DIY akhirnya menunjuk PT Anindya Mitra Internasional (PT AMI) untuk mengelola Trans Jogja berdampingan dengan PT Jogja Tugu Trans. Setelah itu, kontrak PT AMI diperpanjang dari tahun 2017-2021 dan sekaligus menjadi pengelola tunggal Trans Jogja.
Berbicara mengenai Trans Jogja sebagai transportasi publik tentu tak bisa dipisahkan dari aspek efektivitas. Tingkat efektivitas Trans Jogja sebagai sarana transportasi publik sekaligus dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan sudahkah Trans Jogja menjadi solusi bagi permasalahan transportasi publik sekaligus sebagai peremajaan angkutan umum di Yogyakarta?
Berbagai indikator bisa menjadi bahan tinjauan untuk menilai efektivitas Trans Jogja. Dalam mendukung performa layanan, suatu transportasi publik harus berkelanjutan ditinjau dari kemudahan akses dan pelayanannya. Halte Trans Jogja yang berjumlah lebih dari 200 unit telah tersebar di berbagai lokasi strategis di Yogyakarta guna mendukung kemudahan akses. Selain itu, Trans Jogja mendapat subsidi yang tergolong cukup besar. Alokasi subsidi tersebut digunakan untuk mendanai pengadaan halte portabel, pemeliharaan halte, hingga akses CCTV yang ada disetiap unit bus. Subsidi tersebut juga sudah termasuk dalam tarif yang ditetapkan untuk Trans Jogja yang dinilai sangat terjangkau, yakni dengan membayar senilai Rp3.500 maka penumpang sudah bisa berkeliling menikmati Kota Yogyakarta.
Selain itu, waktu juga menjadi salah satu aspek yang paling diperhatikan bagi setiap orang dalam memilih moda transportasi untuk berpergian. Trans Jogja sendiri memiliki waktu ideal jarak kedatangan antararmada dalam satu jalur adalah 15 menit. Namun, pada realita yang terjadi di lapangan, kedatangan Trans Jogja nyatanya tidak menentu. Berdasarkan survei yang dilakukan Dinas Perhubungan DIY dan UGM pada tahun 2019, diketahui waktu tunggu penumpang Trans Jogja dibawah lima menit hanya 11,60%, waktu tunggu lima sampai 15 menit sebanyak 57,99%, 15 sampai 30 menit tercatat 28,50%, adapun penumpang yang menunggu antara 30 sampai 45 menit sebanyak 3,09%. Sebagai sarana transportasi publik, Trans Jogja sendiri masih memiliki berbagai permasalahan. Berdasarkan berbagai survei waktu perjalanan yang dilakukan Dinas Perhubungan DIY dan UGM di 2019, sebanyak 50% penumpang menilai sedang, 12,65% penumpang masih menilai lama, 0,52% penumpang waktu perjalanan sangat lama, adapun 36,28% menilai cepat, dan 2,58% menilai sangat cepat. Keterlambatan yang sering terjadi pada Trans Jogja kerap menuai keluhan dari penggunanya. Hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan jumlah armada dan kemacetan lalu lintas yang tidak bisa diprediksi. Selain itu, beberapa jalur dirasa kurang efektif karena penumpang terkadang harus naik bus lebih dari sekali untuk mencapai tujuan. Sayangnya, informasi penting tersebut kurang diinformasikan secara jelas oleh petugas. Penumpang sering kali harus bertanya mengenai jalur yang paling cepat ketika hendak menuju suatu tempat. Selain itu, keberadaan halte juga dirasa masih tetap kurang memadai. Walau tidak bisa dipukul rata, hal tersebut berdampak pada jumlah penumpang Trans Jogja itu sendiri.
Sumber :
dishub.jogjaprov.go.id. (2020). Data Trans Jogja. Diakses pada 20 November 2020, dari https://dishub.jogjaprov.go.id/trans-jogja jogjapolitan.harianjogja.com. (2020, 06 Januari). Hasil Survei: Pengguna Trans Jogja saat Ini Ternyata Baru 40%. Diakses pada 20 November 2020, dari https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2020/01/06/510/1028705/hasil-survei-pengguna-trans-jogja-saat-ini-ternyata-baru-40#:~:text=Berdasarkan%20survei%20yang%20dilakukan%20Dinas,menit%20sebanyak%203%2C09%25.
