Oleh Huda Nur Arifin
Thales, seorang perintis filsafat alam, menyatakan bahwa air merupakan prinsip dasar segala sesuatu. Semua makhluk hidup di dunia ini membutuhkan apa yang disebut air. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang menyebutkan bahwa kebutuhan air rata-rata secara wajar adalah 60 liter/orang/hari untuk segala keperluannya.
Salah satu yang memiliki potensi krisis ketersediaan air tawar adalah daerah pesisir pantai. Hal ini dipicu oleh adanya aktivitas pengambilan air tanah yang berlebihan di akuifer bebas wilayah pantai. Wilayah pantai memiliki karakteristik akuifer bebas yang khas. Akuifer bebas wilayah pantai memiliki kontak langsung dengan air asin pada zona interface. Kondisi tersebut menyebabkan akuifer bebas di wilayah pantai memiliki kerawanan yang tinggi terhadap intrusi air laut (Cahyadi dkk., 2013; Cahyadi dan Tivianton, 2013; Cahyadi, 2015c).
Menurut Persamaan Ghyben (1889)-Herzberg (1901), kenaikan muka air asin (upconing) akan terjadi sekitar empat puluh kali lipat dari penurunan muka air tawar (drawdown) ketika memanfaatkan air tawar dalam tanah sebagai akibat perbandingan dari selisih berat volume air laut dan air tawar dengan berat volume air tawar. Hal ini mengakibatkan akuifer bebas wilayah pantai yang seharusnya menyimpan air tawar menjadi terkontaminasi air asin melebihi standar kualitas air bersih yang disyaratkan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pengelolaan pengambilan air tawar agar intrusi tidak terjadi. Salah satu bangunan yang dapat membatasi pengambilan air tawar adalah sumur anti intrusi. Sumur ini dikembangkan menggunakan metode Sunjoto. Sumur anti intrusi merupakan suatu konsep dengan dasar bahwa upconing yang terjadi akibat turunnya muka air tawar (drawdown) dicegah untuk masuk ke sumur. Pencegahan dilakukan dengan desain tertentu dengan memperhatikan debit pengambilan dan debit recharge yang terjadi sehingga air dipastikan tetap ada di tampungan sumur. Air tawar didesain agar masuk melalui dinding porous yang ada di sisi samping sumur sehingga bagian bawah sumur dalam kondisi kedap untuk mencegah masuknya air asin ke dalam sumur. Pengambilan air dilakukan menggunakan pompa otomotis dengan daya tertentu.
Sumur anti intrusi dapat bekerja dengan baik dengan beberapa persyaratan kondisi berikut. Nilai z harus kurang dari nilai (hf – L) untuk menghindari saline water atau air asin yang masuk ke dalam tampungan sumur, sehingga air yang diambil dari sumur dapat berupa fresh water atau air tawar. Nilai drawdown (s) harus lebih kecil dari (H – hf ) untuk memastikan bahwa dalam sumur tetap terdapat air yang diambil sesuai debit rencananya. Hal tersebut dikarenakan apabila nilai s lebih besar dari nilai (H – hf ) maka air tawar yang masuk ke dalam tampungan sumur akan lebih kecil dari debit rencana. Kondisi lain jika nilai s lebih besar dari nilai (H – hf) maka dapat dipastikan bahwa sumur tidak mendapatkan air tawar.