Oleh: Rizqi Maulana
Kondisi geografis Indonesia cukup beragam mulai dari lembah, bukit, pegunungan, dan lereng memberi tantangan tersendiri dalam pembangunan infrastruktur. Berdasarkan tingkat kestabilan yang ada pada suatu massa batuan, kondisi batuan dapat berada dalam kondisi stable, fall (jatuhan), dan sliding. Kondisi alami di Indonesia yang memiliki hujan yang cukup lebat serta angin yang kencang dapat menyebabkan aliran air yang deras pada lereng batuan sehingga dapat memicu terjadinya jatuhan batuan. Sehingga, pengamanan lereng untuk mengantisipasi jatuhan batuan menjadi sangat penting.
Salah satu perlindungan lereng yang cukup efektif dalam menangani permasalahan jatuhan batuan pada lereng adalah penggunaan wiremesh. Wiremesh merupakan struktur pengaman lereng batuan yang bersifat fleksibel. Salah satu keunggulan penerapan struktur fleksibel seperti wiremesh adalah menciptakan biaya konstruksi yang murah serta ramah terhadap lingkungan dengan perawatan tertentu secara wajar (Peila dan Ronco dalam Yang et al., 2019). Jatuhan batu biasanya terjadi pada lereng dengan kemiringan 0,25H:1V sampai 0,75H:1V (Muhunthan et al.,2005).
Yang et al. (2019) mengungkapkan terdapat 4 tipe pemasangan wire mesh yang digunakan, yaitu active flexible protection, passive flexible protection, hanger-net system, dan attenuator sys.
Active flexible protection tersusun secara sejajar dengan bidang lereng. Struktur ini seperti membungkus lereng sehingga jatuhan batuan akan tercegah dan batuan dengan ukuran serpihan tertentu dapat juga tetap di posisinya. Sedangkan untuk passice flexible protection dipasang dengan posisi vertikal di ujung bawah lereng. Struktur seperti ini berperan untuk menahan dan menampung jatuhan batu agar tidak terjatuh ke area yang dilindungi seperti jalan raya dan jalan rel.
Model pemasangan lainnya adalah hanger-net system dan attenuator system. Sesuai dengan namanya, hanger-net system dipasang seperti tirai dengan cara digantung pada sisi bagian atas dengan diikat atau diangkur pada bagian puncak (Sasiharan dkk. dalam Cheer and Giacchetti, 2013). Ujung bawah dari penerapan pemasangan dengan cara hanger dapat diangkur atau dibuat bebas. Saat terjadi runtuhan batuan, jaring akan mengarahkan material kebawah menuju ujung jaring dengan cara yang terkontrol sehingga tidak mengarah secara lepas dan material akan jatuh di area jaring. Sedangkan untuk metode attenuator system, lereng batuan tidak semuanya tertutup atau ditahan dengan jaring. Jaring hanya menutupi sebagian lereng batuan pada bagian bawah saja dengan bagian atas yang terbuka. Sehingga, ketika ada batuan jatuh maka akan tertampung oleh jaring dan energi kinetiknya akan menurun, kemudian diarahkan oleh jaring ke bagian ujung bawah.
Pada jenis passive flexible protection dan attenuator system dibutuhkan komponen tambahan. Komponen tersebut berupa tiang penyangga dan fondasi tiang penyangga. Tiang penyangga berfungsi untuk menjaga struktur agar tetap tegak sesuai tinggi rencana. Tiang penyangga didukung oleh bracing cable dengan diameter 10-41 mm dengan tipe kabel tanpa galvanized yang diikat dengan angkur (Muhunthan et al., 2005). Penyambungan antar material wiremesh dilakukan dengan overlap pemasangan sepanjang 12 inci dan diikat menggunakan kabel baja berdiameter 0,5 inci secara memanjang. Sedangkan fondasi tiang penyangga digunakan untuk menyangga tiang ersebut. Tiang dapat ditanam pada suatu fondasi beton bertulang dan dapat ditambahkan dengan kabel penahan untuk mengikat jaring.
Flexible protection seperti wiremesh memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan penggunaan struktur yang bersifat kaku seperti lindungan beton dan pasangan batu (Volkwein et al., 2011; Liu and Chen, 2015 dalam Yang et al., 2019). Pemasangan yang mudah dan cepat sehingga waktu yang digunakan menjadi efisien. Tempat konstruksi yang stabil menjadikan pemasangan wiremesh lebih aman saat pekerjaan sedang berlangsung. Struktur juga aman terhadap tekanan yang ditimbulkan oleh air tanah karena mampu meloloskan air dan fondasi yang digunakan tidak terlalu dalam sehingga tidak mengganggu aliran air tanah. Struktur wiremesh juga ramah terhadap lingkungan karena tidak membutuhkan lahan yang luas untuk pemasangan sehingga lahan hijau lamai yang berada di sekitarnya dapat dipertahankan atau ditanami kembali pasca-pemasangan karena pada saat pemasangan active flexible protection, lahan pemasangan harus dibersihkan dari tanaman yang berukuran besar. Struktur wiremesh juga dapat dikategorikan struktur yang tahan lama. Dengan perawatan yang baik, struktur dapat bertahan hingga jangka waktu 50 tahun.
Daftar Pustaka
Yang, Jinjin, et al. 2019. A Review of Flexible Protection in Rockfall Protection.
Natural Hazards, 99, pp. 71-89.
Ruma Sondi, R. D., 2019. Review Perancangan Ring-Net Barrier di Kali Rejali Lumajang Jawa Timur. Yogyakarta: Skripsi.
Vogel, T. et al. Interdiciplinary Workshop on Rockfall Protection. Proceedings.
Morschach, Switzerland, June 2008, pp. 10-12.
Bertolo, P., et al. 2009. Full-scale Testing of Draped Nets for Rockfall Protection.
Canada Geotechnic Jurnal, 46, pp. 306-317.
Muhunthan, B., et al. 2005. Analysised Design of Wire Mesh. US Department of Transportation: Washington
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/ini-capaian-pembangunan-infrastruktur-indonesia/